Info Operasi Mengecilkan Jempol Kaki Makin Diminati

Info Operasi Mengecilkan Jempol Kaki Makin Diminati | Selama ini prosedur pembesaran payudara, mengencangkan perut dan memancungkan hidung jadi pilihan banyak orang saat ingin operasi plastik. Tapi kini tren mengecilkan jempol kaki juga tengah digemari banyak orang.

Saat ini obsesi seseorang untuk memiliki tubuh sempurna semakin meningkat termasuk bentuk kaki yang indah terutama ketika menggunakan sandal terbuka, karena itu permintaan untuk mengurangi lemak berlebih di ibu jari kaki telah meningkat selama bertahun-tahun.

"Rupanya beberapa orang begitu malu dengan obesitas yang terjadi di jari kakinya, meski kadang tersembunyi," ujar Dr Oliver Zong, ahli podiatris di New York, seperti dikutip dariMedIndia, Rabu (8/8/2012).

Dr Zong menuturkan ia tidak harus berurusan dengan orang-orang yang meminta prosedur ini ketika mulai praktek 10 tahun lalu. Tapi ia merasa terkejut karena kini permintaan mengurangi lemak di jari kaki semakin banyak.

Dalam beberapa kasus, prosedur ini memang dilakukan karena seseorang menderita masalah kesehatan seperti radang sendi, radang di jari kaki dan hammertoe yang memerlukan operasi untuk memperbaiki atau mengembalikan kenyamanan dan bukan untuk alasan kosmetik.

Meski begitu ada pula yang ingin melakukan prosedur ini agar kakinya terlihat cantik dan seimbang saat menggunakan sandal terbuka seperti sandal jepit, walau beberapa ahli podiatris lain berpikir prosedur ini tak perlu dilakukan jika tidak ada rasa sakit atau gangguan fungsional lainnya.

Sementara itu Dr Zong beranggapan bahwa prosedur mengecilkan jempol kaki ini sama seperti operasi kosmetik lainnya yang bisa mengembalikan harga diri serta kepercayaan diri seseorang.

"Harga diri dan kepercayaan diri kadang dibutuhkan oleh seseorang, prosedur ini bisa dilakukan selama dikerjakan oleh orang yang tepat dan aman," ujar Dr Zong.

Operasi kosmetik untuk ibu jari kaki ini dianggap elektif sehingga tidak ditanggung oleh asuransi, sedangkan besarnya biaya tergantung dari sifat dan tingkat komplikasi yang terlibat.

Sumber: health.detik.com